Rabu, 15 Juni 2011

Tilanga


TILANGA adalah sebuah kolam alami yang jauh dari hingar bingar kota. Terbentuk pada batuan cadas yang dikelilingi pepohonan rimbun, lengkap dengan bunyi-bunyian alam. Sederhana, apa adanya. Tapi itulah daya tarik Tilanga. Sejuk dan menentramkan.
Pemandian alami Tilanga terletak di Desa Sarira, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Sulawesi Selatan, Indonesia. Jaraknya sekitar 15 kilometer sebelah selatan kota Rantepao atau 12 kilometer sebelah utara kota Makale.

Pemandian ini adalah kolam alam dengan sumber mata air di dalamnya. Ukurannya cukup luas, sekitar 15 x 25 meter dengan kedalaman sekitar tiga hingga lima meter di bagian tertentu. Bentuknya cerukan pada cadas tidak beraturan. Sebagian kolam didominasi batu alam yang langsung menyambung dengan dinding batu di sekelilingnya.

Di sekelilingnya, ada banyak pohon besar serta pohon pohon bambu yang menaungi air di pemandian. Sinar matahari hanya bisa menerobos sela sela dedaunan dan menciptakan bayang-bayang yang cantik. Menari-nari di permukaan air. Sesekali daun daun yang telah tua dan kering jatuh melayang di udara.

Yang unik dari obyek ini,  Masapi (Belut/Moa) berukuran selengan bagian bawah orang dewasa berenang dengan bebasnya. Tidak terganggu oleh manusia yang berada satu kolam dengan mereka. Boleh dicandai atau diberi makan tapi satu hal yang perlu diingat jangan pernah memberikan telur selain telur ayam kampung. Tapi jangan ditangkap dan dibawa pergi. Penduduk asli di sana akan marah karena belut-belut itu dianggap sebagai binatang yang sakral. Dan satu lagi yang tidak boleh dilakukan di tempat ini adalah mandi dengan menggunakan sabun ataupun shampoo, masyarakat percaya kalau menggunakan shampoo atau sabun bisa membuat masapi-masapi itu pergi ataupun mati.

Tak jauh dari kolam, tersedia sebuah tempat ganti pakaian. Tapi, namanya juga pemandian alami, pengelolanya tidak menyediakan persewaan pakaian renang. Jika membawa pakaian ganti, nyebur saja langsung dan rasakan kesejukannya.

Obyek wisata Tilanga dapat dicapai dari Rantepao atau Makale dengan mobil pribadi atau kendaraan sewa fasilitas hotel. Wisatawan juga dapat naik angkutan umum (petepete) dari kedua kota tersebut. Namun harus melanjutkannya dengan berjalan kaki cukup jauh.

sumber http://www.mymakassar.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar